suku komering

Dokumen Adat yang ada dihadapan Bapak/Ibu, Kanda/Yunda, Saudara/i. kami sadar bahwa sangatlah jauh dari ideal atau yang diharapkan, tetapi niatan kami untuk berikhtiar mengumpulkan data-data dari beberapa tokoh Adat yang ada di 4 (empat) Eks. Marga di OKU Timur yaitu Marga Bunga Mayang, Marga Paku Sengkunyit, Marga Buay Pemuka Peliung dan Marga Buay Pemuka Bangsa Raja untuk memberikan gambaran dan Penjelasan tentang Prosesi adat Lengkap Eks. Kewedaan Komering Ulu Khususnya 4 (Empat) Marga diatas.

Dokumentasi ini merupakan salah satu bukti sejarah peradaban Anak Bangsa yang sudah turun temurun mewariskan Tradisi Budaya Leluhur dari Generasi Awal turun dari Pesagi (Skala Brak) sampai sekarang. Warisan adat leluhur tersebut berupa Tata cara Pernikahan, Seni Budaya Kulintang, Pemberian Adok (Gelar Adat), Pisa’an, Andi – andi, Tari – tarian dan lagu – lagu.

Selasa, 20 Mei 2014

KULINTANG Komering

              


1.    Sejarah Kulintang
Kolintang atau kulintang adalah alat musik yang terdiri dari barisan gong kecil yang diletakkan mendatar. Alat musik ini dimainkan dengan diiringi oleh gong tergantung yang lebih besar dan drum. Kulintang merupakan bagian dari budaya gong Asia Tenggara, yang telah dimainkan selama berabad-abad di Kepulauan Melayu Timur - Filipina, Indonesia Timur, Malaysia Timur, Brunei, dan Timor. Alat musik ini berkembang dari tradisi pemberian isyarat sederhana menjadi bentuk seperti sekarang. Kegunaannya bergantung pada peradaban yang menggunakannya. Dengan pengaruh dari Hindu, Buddha, Islam, Kristen, dan Barat, Kulintang merupakan tradisi gong yang terus berkembang.
Alat musik ini dibuat dari kayu lokal yang ringan namun kuat seperti telur, bandaran, wenang, kakinik kayu cempaka, dan yang mempunyai konstruksi fiber paralel. Nama kolintang berasal dari suaranya: tong (nada rendah), ting (nada tinggi) dan tang (nada biasa). Dalam bahasa daerah, ajakan "Mari kita lakukan TONG TING TANG" adalah: " Mangemo kumolintang". Ajakan tersebut akhirnya berubah menjadi kata kolintang.
2.    Kulintang Adat Komering Ulu
Di daerah Komering Ulu, khususnya di OKU Timur Kulitang di gunakan sebagai alat musik yang di manfaatkan sebagai musik di acara adat, baik acara perkawinan, sunatan, menyambut tamu yang disebut dengan acara adat arak-arakan.
Arak-arakan ini juga mengikut sertakan para tokoh adat, alim ulama, keluarga dekat yang punya hajat dan bujang gadis serta di depan barisan kulintang ada para pendekar (pincak silat) yang memperagakan perkelahian.
3.    Arak-arakan Pernikahan Komering
a.    Penjemputan mempelai wanita :
Mempelai Perempuan berada dirumah kediamannya, lalu dijemput mempelai laki-laki, penjemputan diketuai oleh Ketua Adat Laki-laki memakai “ Kain Berkincung “ yaitu pakai celana panjang dilapisi kain setengah tiang, dengan membawa “ Anak Pengutonan “ (dua buah cupu dengan 2 lampatan berisi rokok daun / garing nipan dililiti sirih beserta rokok dan korek api), juga ikut serta Tetua Adat Perempuan membawa “ Tipak “ (berisi sikapur sirih) diiringi oleh Bujang Gadis.-
Tetua Adat dari pihak Orang Tua mempelai Laki-laki, kami seluruh rombongan datang kesini tujuan kami jika sekiranya telah diizinkan, kami akan menjemput mempelai wanita serta kami mengundang seluruh keluarga besar disini, kami bermaksud seluruh keluarga besar dan kedua mempelai akan di arak langsung ketempat kediaman rumah mempelai laki-laki / lokasi upacara peresmian kedua mempelai.-
Tetua Adat dari pihak Mempelai Wanita menyatakan bahwa tidak ada halangan lagi dipersilahkan untuk berangkat ketempat lokasi upacara peresmian.-

b.    Arak-arakan
Kedua Mempelai Laki-laki dan Wanita kalau dizaman dahulu semasa nenek moyang dinaikkan di atas “ Jepana “ dipikul oleh 8 (delapan) Orang, atau dinaikkan diatas pedati (gerobak per) ditarik oleh 4 (empat) Orang.-
Tetapi dimasa sekarang kedua mempelai berjalan kaki beserta dengan rombongan keluarga besar mempelai wanita, diarak dengan memakai “ Kandang Ralang “ yaitu kain putih dibentangkan keliling kepada kedua mempelai bersama-sama dengan rombongan keluarga besar Wanita, dan khusus kedua mempelai “ Aban Lapahú “ (Awan Berjalan) yaitu kain putih dibentangkan diatas kepala kedua mempelai. Arak-arakkn ini diiringi oleh Tetabuhan “ Kulintang “ (Gamelan) serta tari “ Tigol “ (tari tanggai). Dan “ Pencak Silat “.-
Kira-kira ± 20 (dua puluh) meter dari tempat lokasi upacara maka kedua mempelai disebut oleh kedua Orang Tua Mempelai Laki-laki dan langsung menuju kepelaminan, kedua mempelai meniti “ Titian Agung “ yaitu 3 (tiga) lembar tikar dialasi dengan kain putih.-

c.    Acara resmi :
          Serah Terima :
  1. Kata penyerahan dari pihak Wanita
  2. Kata penerimaan dari mempelai Laki-laki
d.    Acara inti :
PEMBERIAN GELAR / ADOK
Menurut Adat Istiadat Daerah Komering jika sudah selesai Akad Nikah kedua mempelai diberi Gelar / Adok, sebelum pemberian Gelar / Adok Tetua Adat bemusyawarah dengan Lembaga Adat Orang Tua serta nenek mempelai Laki-laki, berhubung pemberian Gelar / Adok ini seharusnya ini mengambil Gelar / Adok dari keturunan nenek.-
Pemberian gelar / adok ada tingkatan dan urutan yaitu :

Laki-laki                           Perempuan
1.  SUTAN                        1. RATU
2.  DALOM                        2. BATIN
3.  BATIN
4.  RADIN
5.  MASAGUS

e.    Pemberian gelar / adok perlu disiapkan

1 (satu) Tipak (Sikapur Sirih).
3 (tiga) Orang untuk pelaksanaan Pisaan (Gayung Bersambut)
1 (satu) Gung.
1 (satu) Orang memukul Gung untuk mengumumkan Gelar / Adok
1 (satu) Orang untuk mengumumkan Piagam Gelar.
Seperangkat Tetabuhan Kulintang (Gamelan).
Pelaksanaan pemberian gelar /adok sebagai berikut :
          1 (satu) Orang pemandu Acara langsung menyerahkan Tipak (Sikapur Sirih).



“ SIKAPUR SIRIH “

1.    Sikapur sirih kami sampaikan
Mohon izin kepada rombongan besan
Pemberian gelar dilaksanakan
Kata berjawab bersahut-shutan
2.    Pemberian gelar segera dilaksanakan
Kata berjawab bersahut-sahutan
Mohon izin kepada seluruh undangan
Kami bawa acara ini dengan pisaan

1.
Tiyong tangguh ya ja pun
Bismillah pangkal cawa,
Tangguh sai dirami,
Undangan sai wat dija
Sikampun paramisi,
2.
Tiyong muloh tangguh ya ja pun
Undangan sai wat di ja,
Sikam pun para misi,
Ma’af alim pura,
Nimbulkan adat asli,
3.
Tiyong muloh tangguh ya ja pun
kumering lampung mak bida,
Sangun sanga turunan,
Ngadok kok tiyan ruwa,
Sikam kilu kesempatan,

1.
Nerima tangguh ya ja pun
Tangguh pun kok nerima,
Sikam pun mewakili,
Api haga acara,
Gusti pun diatori
2.
Nerima tangguh ya ja pun,
Lilin wat ulah ganta,
Nimbulkon adat asli,
Kumering ulu hususna,
Sinangun ya tradisi,
3.
Nerima tangguh ya ja pun,
Haga ngadok kok nerima,
Wakil jak pangkal gawi,
Ngadok kok tiyan ruwa,
Gantapun diatori,

1.
Tiyong adok ya ja pun
Mangku perwira negara, jak pai ja

Saksi kita sai rami,
Mak milih suku bangsa,
Tulung pun cagak gusti,
II.
Tiyong adok ya ja pun,
Inton ratu asli,
Saksi para undangan,
Wah wah jak matarani,
Mak kena lindung bulan.
1.
Nerima adok ya ja pun
Mangku perwira negara, jak pai ja

Saksi kita sai rami,
Mak milih suku bangsa,
Tulung pun cagak gusti,

II.
Tiyong adok ya ja pun,
Inton ratu asli,
Saksi para undangan,
Wah wah jak matarani,
Mak kena lindung bulan.


Gung-gung-gung : susi martini, s.sos.
Gelar : inton ratu

-
Habis bantang ya ja pun,
Bak ngadok pun kok radu,
Maklum wat ku sisipan,
Kikurang walau pun liyu,
Ngator pun ku ma’afan

-
Nerima bentantg ya ja pun,
Bak ngadok kok nerima,
Gusti pun berpenghalu,
Pusaka mak pandai bela,
Titurun di anak umpu.





f.     Tari Sabai :
Mata rantai dari pemberian Gelar / Adok adalah : dilaksanakan “ TARI SABAI “ diiringi tetabuhan kulintang (gamelan).-

-          Mempelai Laki-laki NGIPAS dari belakang ke dua Orang Tua mempelai Wanita.
-          Mempelai Wanita NGIPAS dari belakang ke dua Orang Tua mempelai Laki-laki.-
Sebelum TARI SABAI dimulai, terlebih dahulu diadakan :

PISAAN PENGANTAR

1.    Sekam puhun se buai,
Sikampun paramisi,
Acara tari sabai,
Sinagun yo tradisi,
2. Lain ulah ni pandai,
Tanda sikam muari,
Ganta yo tari sabai,
Kok haga timulai.

Kemudian Penutup Tari Sabai dilantunkan Pisaan Serah Terima :

PENYERAHAN DARI MEMPELAI WANITA
1.    Serah yo aji biduk,
Iring pengayuh cawa,
Guwai gusti do bentuk,
Sikam ngenjuk bengkalang,
2.    Tabik sada rik sabai,
Serah sirih pengatu,
Sanak yo lagi manja,
Mangku wat teduh halu,
3.    Ngaji jak pangkal alif,
Bulajar besenjata,
Susunan tata tertib,
Segala lagi mudah.
PENERIMAAN DARI MEMPELAI LAKI-LAKI

1.     Gusti ngenjuk bengkalang,
Sikampun kok nerima,
Dang guwai bu ginalang,
Ram tepa jama-jama,
2.     Makmuneh tikahada,
Empai bebalin jaman,
Bak ulah sanak manja,
Kita pun si makluman,
3.     Bak ulah besenjata,
Tegor lajar kok pasti,
Guna kita sai tuha,
Jama-jama mimpin ni,

Acara “ Tari Sabai “ selesailah sudah, maka ditutup dengan do’a selamat.
                   Demikianlah Kulintang digunakan pada acara Akad Nikah, mulai penjemputan serta Arak-arakan dan pemberian Gelar / Adok langsung Tari Sabai, Adat Istiadat Daerah Komering, mulai dari Desa Muncak Kabau Kecamatan Buay Pemuka Bangsa Raja Kab. OKU Timur sampai Desa Tekana Kecamatan Buay Pemaca kabupaten OKU Selatan.-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar